Template talk:Welcome/i18n/id

From Wikimedia Commons, the free media repository
Jump to navigation Jump to search

Gulabir Sumedang, merupakan produk inovasi hasil perpaduan antara Bir Pletok asli Betawi dengan Gula Aren Sumedang, Jawa Barat.

Bir pletok sendiri, dibuat dari 13 macam rempah antara lain, jahe, jahe merah, sereh, kayu secang, kayu manis, cengkeh, kembang lawang, biji pala, lada hitam, kapulaga, kunyit, daun pandan, serta daun jeruk dengan cara tradisional.

Menurut banyak artikel kesehatan, rempah seperti jahe, kayu manis, dan kayu secang, memiliki khasiat menstabilkan kadar gula darah. Sementara campuran antara jahe dan daun pandan, mampu meredakan hipertensi juga sebagai obat tidur alami.

Selain itu, kayu secang, diyakini mampu membunuh sel-sel kanker termasuk kanker payudara.

Sementara menurut hasil penelitian yang diulas hallosehat.com, Gula Aren memiliki kandungan glukosa lebih rendah dari madu murni.

American Diabetes Association menyebutkan, indeks glukosa (IG) dikatakan rendah jika setara atau di bawah angka 55. Sedangkan jika berada di angka 56-69 dikatakan tinggi. Sementara asupan dengan IG 50 dapat meningkatkan kadar gula darah yakni setengah dari gula murni.

Mengutip data yang disuguhkan buku Contemporary Nutrition Functional Approach, gula pasir memiliki IG 68, sedangkan gula aren IG-nya 35 dan mengandung banyak mineral penting. Bahkan masih lebih rendah ketimbang madu yang IG-nya 55.

Melihat fakta dan data tadi, dua produk budaya yakni Beer Pletok Uncle Bob dan Gula Aren Sumedang, dikolaborasikan kemudian diberi nama Gulabir Sumedang. Tujuannya, meski sebagai pemanis berbagai macam makanan dan minuman tanpa bahan kimia, tapi tak membuat kadar gula melonjak.

Sejarah

Mahbub Junaidi, mantan wartawan yang juga musisi sebagai pembuat dari Gulabir Sumedang, mendasarkan pengkolaborasian dua produk budaya tersebut lantaran ibunya menderita penyakit diabetes selama 28 tahun dan harus menghembuskan nafas terakhirnya, pada Desember 2020 lalu.

Berbekal pengetahuan atas resep pembuatan Bir Pletok Betawi, dia mencari tahu manfaat semua bahan yang dibuat menjadi Gulabir Sumedang tersebut. Kemudian, ketika Indonesia memberlakukan Peraturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 2021 lalu, Gulabir Sumedang lahir dari tangannya. — Preceding unsigned comment added by Bobby bin Soleh (talk • contribs) 10:26, 18 April 2022 (UTC)Reply[reply]